Video

728x90 AdSpace

News Ticker

Latest Posts

Rudy Eka Priyambada analysis Timnas U19

- Jumat, 18 Oktober 2013 No Comments
Profil Rudy Eka Priyambada biografi Rudy Eka Priyambada
Siapakah Rudy Eka Priyambada ? Duduk di tribun media dengan mengenakan celana training dan kaus merah, matanya tak henti memandangi layar video kecil yang bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan dinamika permainan. Sesekali tangan kanannya menari membuat catatan-catatan kecil.

Itulah sebagian pekerjaan Rudy Eka Priyambada sebagai tactical analysis saat perhelatan Kualifikasi Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu. Tugas pertama Rudy sebelum menganalisis kekuatan lawan adalah merekam setiap pertandingan calon lawan Garuda Jaya.

Setelah itu, Rudy memilah rekaman momen-momen laga itu untuk dijadikan bahan analisis dan kemudian membandingkannya dengan kekuatan timnas U-19.

"Kerja yang cukup panjang karena harus merekam selama 90 menit, bahkan bisa 120 menit. Kalau dihitung-hitung, saya waktu itu baru bisa tidur jam 04.00 pagi. Kemudian, saya mempresentasikan analisis saya ke pelatih pada jam 09.00 pagi," jelas Rudy.

Berdasar data dan analisis tersebut, Rudy memberi masukan kepada pelatih Indra Sjafri soal kelemahan dan kekuatan lawan. Disampaikannya juga organisasi dan permainan lawan ketika bertahan maupun saat menyerang, set play, dan lain-lain.

"Coach Indra lalu menyampaikan kepada pemain. Jadi, pelatih selalu berkomentar optimistis karena kita memiliki perhitungan yang tepat," tutur Rudy.

Analisis Rudy membantu timnas U-19 meraih kemenangan 3-2 atas juara bertahan Korea Selatan pada laga terakhir babak kualifikasi Piala Asia U-19, Sabtu (12/10/2013), dan memastikan tiket ke putaran final.

"Saat lawan Korsel, semua orang menganggap mereka (Korsel) hebat. Namun, menurut saya, mereka (Korsel) bermain jelek. Lini tengah mereka sangat jelek dan bermain hanya mengandalkan pemain sayap. Jadi, kita berusaha memanfaatkan kelemahan mereka dengan menguasai lini tengah dan mematikan sayap mereka. Terbukti, kita bisa mematikan pemain sayap mereka dan proses gol kita datang dari pemain sayap," beber Rudy.

pekerjaan Rudy Eka Priyambada

Selain menganalisis, Rudy juga ikut membakar semangat dan memotivasi tim dengan video motivasi yang ditayangkan menjelang pertandingan. Sebelum laga melawan Korsel, misalnya, Rudy membuat video motivasi dengan tajuk "Road to AFC Cup U-19 2014 and World Cup U-20: Impossible is Nothing".

"Dalam video tersebut, saya tampilkan potongan gambar saat kita mengalahkan Thailand, Malaysia, dan Timor Leste di Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Jadi, yang ada di benak pemain adalah juara," tuturnya.

Pentingnya HPU

Rudy sudah dipercaya untuk menjadi tactical analysis oleh Indra Sjafri ketika Indra membentuk tim untuk mengikuti turnamen Hongkong U-17 2012. Indonesia menjuarai turnamen tersebut.

"Saat itu, saya mempresentasikan program saya. Saya punya pengalaman, salah satunya menjadi direktur teknik salah satu klub Australia, Eastern Victorian Champions League," ungkap Rudy.

"Indra adalah salah satu pelatih yang bisa menerima masukan dari anak-anak muda. Ia juga bisa menerima hal-hal baru dalam sepak bola. Alhamdulillah, dia memercayai saya sehingga saya bisa membantu dia untuk talent scouting dan menganalisis pertandingan.

Rudy mendapat kepercayaan Indra karena memiliki komitmen dan dedikasi dalam dunia sepak bola. Setelah berhasil mengambil lisensi kepelatihan C AFC pada 2008, Rudy mengikuti AFC Project Future Coach Batch 09, Refresher Course yang bertepatan dengan putaran final AFC U-19 Championship 2010, 13-18 Oktober di Zibo, China.

Rudy menghadiri AFC Project Future Coach Batch 09, Refresher Course, atas undangan langsung dari AFC Coaching Development. Selama di Zibo, ia bertugas menganalisis pertandingan AFC U-19, di mana saat itu sudah memasuki babak semifinal. "Kemudian, saya mendapatkan beasiswa kursus kepelatihan di Jerman," ujar Rudy.

Berdasar ilmu dan pengalaman yang didapatnya, Rudy menilai sudah waktunya PSSI membuat high performance unit (HPU), seperti yang telah dilakukan Malaysia, Australia, dan Jerman. HPU, menurut Rudy, akan membantu pelatih meningkatkan daya saing tim.

"Sepak bola sudah berubah. Lebih maju. Tidak hanya mengandalkan pelatih. Bukan lagi sekadar pemanasan di lapangan atau lari-lari saja. Karena itu, saya memiliki pandangan yang sama dengan Badan Tim Nasional (BTN) untuk membuat HPU. Di situ nanti, ada video analisis, psikologi, dan dokter. Kemudian, kita membuat PSSI Channel seperti yang dilakukan Inggris dan Jerman. Kita tampilkan video-video timnas berlatih dan bermain. Hal ini jadi pengetahuan buat pelatih lain di Indonesia," ulas Rudy.

"Curriculum Vitae" Rudy Eka Priyambada
  • 1996 – 2002: Pelita Jaya Academy, Lebak Bulus
  • 2000: Pra-PON DKI
  • 2003: Trainner at Asian Soccer Academy
  • 2004: Trainner Persimuba Academy, Trainner Haornas Perimuba, Trainner Divisi 3
  • 2007-2008: Head Coach at National University, in University League
  • 2006-2011: Teacher and Coach at STB ACS International and Youth Team U-6, U-8,U-10, U-12, U-14, U-16 Primary Girls Football, Secondary Girls Football
  • 2007 – 2009:Head Coach SSI Arsenal U6 and U12 Team
  • 2010: Coach JIS Jakarta International School Allstar Team 2010
  • 2011: Eastern Victorian Champions League , Australia
  • 2011:Monbulk Rangers Soccer Club Men & Woman Senior Team and Coach Education , Australia
  • 2012: Sampoerna Academy ( Sports Director )
  • 2013: Sports Director Kinderfield–Highfield School

Pertandingan Arema Vs Persiwa Wamena Skor 2:1

- Kamis, 29 Maret 2012 No Comments
Soccer Indonesia Arema Pemain Arema vs PersiwaArema Indonesia berhasil mengamankan tiga poin saat menjamu Persiwa Wamena di lanjutan Liga Super Indonesia. Tim Singo Edan sukses menekuk tim asal Papua itu dengan skor tipis 2-1 di laga pamungkas putaran pertama.

Dengan kemenangan ini, Arema berhasil meninggalkan dasar klasemen menggusur Persiram Raja Ampat. Dari 17 laga, Arema mengoleksi 14 poin atau unggul satu poin dari Persiram yang baru melakoni 16 pertandingan.

Sedangkan bagi Persiwa, kekalahan ini membuat usaha tim Badai Pegunungan menempel tim sesama Papua, Persipura, harus tertunda. Persiwa tak beranjak di peringakat 3 dengan 31 poin dari 17 laga atau tertinggal 4 poin dari Persipura.

Bertanding di Stadion Kanjuruhan, Malang, Kamis 29 Maret 2012, tim tamu sebenarnya langsung mencoba mengurung pertahanan Arema. Namun terlalu asik menyerang, Persiwa justru harus kecolongan di awal-awal pertandingan.

Saat pertandingan baru berjalan lima menit, tandukan Feri Aman Saragih di mulut gawang Persiwa memanfaatkan umpan silang Khusnul Yuli berhasil menaklukkan kiper Galih Firmansyah sekaligus membuat tuan rumah unggul 1-0 atas Persiwa.

Persiwa mencoba mengejar ketertinggalan. Namun beberapa kali serangan yang coba dibangun tim berjuluk Badai Pegunungan ini selalu gagal menjebol gawang Arema yang dikawal kiper Ahmad Kurniawan.

Peluang terbaik Persiwa dicetak lewat tendangan bebas Erick Weeks di menit 32. Namun sayang bola masih mampu ditepis kiper Arema, Ahmad Kurniawan yang dengan sigap terbang ke sisi kanan gawangnya.

Pada menit 36, giliran Boakai Eddie Foday yang mengancam gawang Arema. Sayang bola hasil sepakannya memanfaatkan umpan silang Isak Konon meluncur tak sempurna ke sisi luar gawang Arema. Skor 1-0 untuk keunggulan Arema bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Persiwa kembali mendominasi di awal-awal pertandingan. Namun lagi-lagi, pertandingan babak kedua baru berjalan lima menit Arema kebali mampu menjebol gawang Persiwa lewat titik putih setelah O.K Jhon handsball di kotak terlarang.

Marcio Souza yang menjadi algojo sukses menaklukkan kiper Galih Firmansyah sekaligus mengubah kedudukan menjadi 2-0 untuk keunggulan Singo Edan.

Persiwa sempat membuka asa lewat gol Boakai Foday di menit 63. Meski mendapat gangguan dari pemain bertahan, Boakai Foday berhasil menyambar bola mendahului kiper Arema Ahmad Kurniawan sekaligus merubah kedudukan menjadi 2-1.

Meski beberapa peluang kembali diciptakan kedua tim namun skor 2-1 untuk keunggulan Arema Indonesia tetap bertahan hingga pertandingan usai.

Susunan Pemain
Arema: Ahmad Kurniawan, Steve Hesketh, Seme Patrick, Johan Ibo, Nurul Mauludi, Kim Yoong-hee, Feri Saragih, Khusnul Yuli, Arif Arianto (Munhar, 78'), Marcio Souza, Rodrigo Santoni (Agung, 62')

Persiwa: Galih Firmansyah, Firly Afriansyah, Shibakoya Yuichi, Yesaya Desnam (Pieter Romaropen, 55;), Isak Konon, O.K Jhon, Hari Novian (Nando Mote, 76'), Richardo Merani, Erick Weeks, Jaelani Sibi, Boakai Eddie Foday

Steven Gerrard Lebih Pantas Jadi Kapten Inggris

- Jumat, 02 Maret 2012 No Comments
Foto Steven Gerrard Kapten Timnas InggrisStuart Pearce sudah memilih Scott Parker sebagai kapten tim nasional Inggris. Tapi, penyerang Liverpool dan timnas Belanda, Dirk Kuyt mempunyai pendapat yang berbeda. Ia lebih memilih rekan setimnya, Steven Gerrard untuk memimpin The Three Lions di lapangan.

Memang, sebelum Pearce mengumumkan kapten Inggris menjelang laga persahabatan melawan Belanda, Rabu 29 Februari 2012, Gerrard menjadi kandidat favorit. Terlebih, pria yang akrab dipanggil Stevie G itu sempat menyandang ban kapten di Piala Dunia 2010. Tapi ternyata, Pearce lebih memilih Parker.

Jika Gerrard dipilih menjadi kapten pada pertandingan melawan Belanda, menurut Kuyt, The Three Lions bisa terhindar dari kekalahan 2-3. Striker 31 tahun itu meyakini bahwa kepemimpinan Gerrard bisa mempengaruhi permainan tim. Sebab, ia terbiasa dengan arahan Stevie G di skuad Liverpool.

"Steven adalah orang yang cocok untuk menjadi kapten Inggris. Kepribadiannya di luar dan di dalam lapangan sangat menyenangkan. Saya tidak menyalahkan manajer Inggris yang tidak memilihnya. Tapi di mata saya, Steven adalah kapten yang sebenarnya." ujar Kuyt seperti dikutip dari Mirror Football, Jumat 2 Maret 2012.

Di pertandingan yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Belanda itu, Gerrard harus ditarik keluar pada menit 32 karena cedera. Gol Arjen Robben di masa injury time memupuskan peluang Inggris untuk meraih hasil seri.

Sebelumnya, Robben juga mencetak gol pembuka Belanda di menit 57. Hanya dua menit berselang, gol kedua dicetak oleh Klaas Jan Huntelaar.Sedangkan dua gol Inggris dibukukan Gary Cahill dan Ashley Young.

Di putaran final Piala Eropa 2012 yang akan berlangsung di Ukraina dan Polandia, pada 8 Juni hingga 1 Juli mendatang, Inggris berada di Grup D bersama Perancis, Swedia dan tuan rumah Ukraina. Sementara itu, Belanda menghuni Grup B bersama Portugal, Jerman dan Denmark.

Timnas Dihajar Bahrain, Jupe Mau Bunuh Diri

- No Comments
Jupe Timnas Indonesia Nasib Timnas Indonesia mendatangJulia Perez menangis dan frustasi melihat tim nasional Indonesia dibantai 10-0 oleh Bahrain di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 kemarin.

Menurut kekasih pesepakbola, Gaston Castano tersebut, dirinya sangat kecewa dengan hasil pertandingan Kualifikasi Piala Dunia di Bahrain, Rabu (29/2).

"Nangis gue, mau bunuh diri. Gue sebagai pecinta sepakbola Indonesia kecewa melihat kemarin tim Garuda dibantai habis-habisan. Ini sejarah buruk pesepakbolaan Indonesia, gue frustrasi banget," ujar Jupe melalui telepon seluler, Kamis (1/3).

Tak hanya itu, Jupe juga melihat ada kejanggalan dalam pertandingan Pra Piala Dunia itu. Wasit terlalu gampang memberikan hukuman penalti kepada tim lawan.

"Ada banyak kejanggalan yang gue lihat. Wasit terlalu gampang memberikan tendangan penalti. Namun, harus diakui Bahrain unggul dari segi teknik," tukasnya.

Kekalahan 10-0 dari Bahrain merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Terakhir kali Indonesia kalah telak terjadi pada 3 September 1974 dimana Indonesia kalah 0-9 dari Denmark di Kopenhagen.

Hasil Pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain 0-10

- Kamis, 01 Maret 2012 No Comments
Video pertandingan timnas vs bahrain 10-0 youtube Kekalahan timnas indonesia melawan bahrainTim Nasional Indonesia menelan kekalahan terburuk sepanjang sejarah setelah dilumat Bahrain 0-10 di Pra Piala Dunia 2014, Rabu 29 Februari 2012. Siapakah yang harus bertanggung jawab?

Tanda-tanda kekalahan Indonesia dari Bahrain sudah tampak sejak awal pertandingan. Tampil dengan mayoritas pemain-pemain muda yang minim pengalaman internasional, Indonesia sudah harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit keempat setelah kiper Samsidar dikartu merah.

Alhasil kiper pengganti, Andi Muhamad Guntur, harus menjadi bulan-bulanan pemain Bahrain dan kebobolan sepuluh kali. Kondisi itu semakin diperburuk dengan diusirnya pelatih Aji Santoso di babak kedua karena memprotes wasit.

Ini adalah kekalahan terburuk sepanjang sejarah sepakbola Indonesia. Sebelumnya kekalahan terburuk tim Merah Putih terjadi saat dilumat Denmark 0-9 pada laga persahabatan di Copenhagen, 3 September 1974.

Kekalahan Menyedihkan

Kekalahan telak Indonesia dari Bahrain langsung mendapat respon dari sejumlah pelaku sepakbola nasional. Mantan bomber Indonesia, Kurniawan Dwi Julianto, menegaskan dirinya sedih dengan kekalahan yang diterima Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan.

"Jujur, saya kecewa dengan melihat hasil ini. Sebagai mantan pemain timnas, tentu saya sedih. Namun sebagai pecinta timnas, saya harus tetap mendukung para pemain," ujar Kurniawan kepada wartawan.

Hal senada juga diungkapkan mantan gelandang Indonesia, Fachry Husaini. Meski sedih, Fachry meminta masyarakat Indonesia untuk tidak melimpahkan kesalahan pada pemain dan pelatih Aji Santoso.

"Saya sedih padahal timnas sempat memiliki tren yang bagus. Tapi, coach Aji jangan dijadikan sasaran tembak. Dia telah melakukan yang terbaik. Namun, dia memang terlalu berani menurunkan pemain dalam pertandingan ini," kata Fachry.

Dualisme Kompetisi

Pelatih Aji Santoso memang terpaksa menurunkan pemain yang minim pengalaman. Hal itu menyusul keputusan PSSI yang melarang pemain dari Indonesia Super League (ISL) memperkuat Timnas Indonesia. Praktis Aji hanya bisa mengandalkan pemain-pemain terbaik dari Indonesia Premier League (IPL).

Kondisi tersebut sangat merugikan Indonesia. PSSI bisa saja berdalih mereka hanya menjalankan Statuta yang melarang pemain dari kompetisi luar membela Timnas. Namun, hal tersebut tidak berlaku buat Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) yang tetap memainkan Mohd Safee Sali meski sang striker saat ini memperkuat Pelita Jaya FC di kompetisi ISL.

Safee tetap bisa memperkuat Malaysia saat bermain imbang 1-1 melawan Filipina, Rabu 29 Februari 2012. Bahkan Safee menjadi kreator gol penyeimbang tim Harimau Malaya yang dicetak oleh Shakir Ali di pengujung pertandingan.

Keputusan FAM untuk tetap memainkan Safee didasari pernyataan Sekjen AFC, Alex Soosay, yang mengatakan bahwa Safee masih bisa memperkuat timnas Malaysia hingga PSSI memecahkan persoalan ISL hingga 22 Maret 2012.

Situasi tersebut yang tidak dilakukan PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. PSSI tetap berpegang bahwa menggunakan pemain dari ISL melanggar Statuta. Terlebih hingga kini PSSI tidak mengeluarkan klub-klub ISL dari keanggotaan mereka.

Nama-nama pemain gaek seperti Firman Utina, Bambang Pamungkas ataupun Cristian Gonzales memang sudah saatnya diganti. Namun, kita tidak bisa menutup mata kalau talenta muda terbaik Indonesia sebagian besar berada di ISL.

Pemain muda seperti Titus Bonai, Patrich Wanggai, Ramdani Lestaluhu, Oktovianus Maniani dan kiper Kurnia Meiga pantas mengenakan seragam Merah Putih.

Tanggung Jawab

Banyak pihak menyayangkan sikap PSSI yang melarang pemain-pemain ISL membela Timnas hingga akhirnya dilumat Bahrain 0-10. Salah satu pernyataan keras datang dari mantan pelatih Timnas Indonesia, Benny Dolo.

Pelatih yang akrab disapa Bendol tersebut menyesalkan sikap PSSI yang tidak memperjuangkan pemain-pemain ISL membela Timnas, layaknya yang dilakukan FAM terhadap Safee. Bendol juga menilai PSSI harus bertanggung jawab atas kekalahan memalukan dari Bahrain.

"Para pengurus harus bertanggung jawab, karena mereka mengemban amanat bangsa Indonesia. Kekalahan melawan Bahrain ini mencoreng nama kita di pentas sepakbola Internasional. Kita seperti bunuh diri," tegas Bendol.

Fachry Husaini juga meminta PSSI untuk bertanggung jawab atas kekalahan dari Bahrain. Mantan pelatih Bontang FC itu juga meminta PSSI segera menyelesaikan dualisme kompetisi yang telah berimbas negatif ke prestasi Timnas.

"Kekalahan ini juga menjadi tanggung jawab pengurus. Kekalahan ini akan tertulis di media-media Internasional. Kita seharusnya berkaca dan berinstropeksi. Apakah sikap yang diambil itu menguntungkan atau tidak. Imbas dualisme ini telah menjalar ke segala aspek dan berdampak ke Timnas," cetus Fachry.